Aki sebagai penyuplai listrik pada mobil terbagi menjadi dua model, aki basah dan aki mantenance free (MF) atau biasa dibilang aki kering. Bagi pemilik kendaraan yang ingin mengganti aki mobilnya, kadang terpikir mana yang lebih awet dan tahan lama?
Walaupun penyebutannya beda, aki kering maupun aki basah, tetap memakai cairan elektroda yang biasa disebut dengan air aki. Pada jenis aki kering, cairannya lebih padat dan bentuknya adalah gel. Sehingga aki MF didesain tidak perlu penambahan air aki, maka lebih awet. Sedangkan pada aki basah cairannya lebih encer, seperti air pada umumnya. Cairan aki pada aki basah dalam kurun waktu tertentu akan menguap dan perlu ditambah. Jika tidak ditambah atau dirawat, aki basah lebih cepat drop dan rusak.
Selain itu, satu perbedaannya lagi adalah harga aki kering biasanya relatif lebih mahal dibanding aki basah karena dinilai memiliki banyak kelebihannya. Untuk iklim tropis dengan temperatur udara cenderung panas seperti Indonesia, membuat kondisi ruang mesin sering kali bersuhu tinggi. Hal ini bisa membuat air aki lebih cepat menguap seiring pemakaian. Meski cairan tetap menguap, aki kering memiliki sirkulasi sehingga tidak banyak bocor ke luar.
Bila mobil sering lewat di jalanan yang rusak atau berlubang dan sering membuat cairan aki basah tumpah, maka hal ini tak terjadi pada aki kering. Bila anda memakai aki kering, maka ruang yang menjadi tempat aki selalu bersih dan tidak akan berkarat. Selain itu juga, tidak terjadi masalah baut pengikat kutub aki longgar karena korosi zat asam seperti pada aki basah. Ikatan baut pada kutub aki yang longgar menuju ke peralatan elektronik mobil. Hal ini bisa mengurangi efektifitas kerja dari mesin. Bahkan bisa juga mengakibatkan munculnya kerusakan pada sistem elektrik mobil.
Namun selama cairan elektrolit masih cukup dan elemen yang ada di dalamnya tidak rusak atau terbakar, Aki basah tidak mengalami kerusakan karena drop tegangan dari penggunaan yang berlebihan atau karena kurangnya pengisian. Saat aki basah drop karena penggunaannya berlebihan atau kurang pengisian, sesudah aki di charger dapat normal kembali. Kondisinya berbeda dengan aki kering. Bila aki kering ini drop, maka aki akan langsung rusak dan pengguna harus membeli baru. Khususnya bila umur aki kering sudah lanjut.
Soal usia pemakaian, aki basah maupun kering tidak berbeda jauh. Kisarannya 1,5-2 tahun untuk pemakaian normal dengan catatan perawatan dilakukan teratur untuk aki basah. Aki basah memang lebih awet dengan catatan, volume airnya harus selalu dijaga. Biasanya harus dicek tiap dua bulan. Untuk kendaraan yang tingkat penggunaannya tinggi, sebaiknya pengecekan aki basah dilakukan lebih cepat. Namun jika Anda termasuk yang memiliki pekerjaan dengan tingkat kesibukan yang tinggi dan tidak punya waktu untuk merawat kendaraan, sebaiknya menggunakan aki kering karena aki jenis ini tidak perlu perawaran rutin.
Kesimpulannya, lebih pilih aki basah atau kering? Jawabannya, itu semua tergantung dari perlakuan dari penggunanya. Bila dipakai sesuai spesifikasi dan kebutuhan, keduanya bisa awet dan tahan lama. Untuk mendapatkan detail informasi secara langsung mengenai perbedaannya, anda dapat menanyakan langsung kepada teknisi kami sebelum memutuskan untuk membeli aki yang baru. Segera hubungi aki24jam.com